“Jangan Menjadi Orang Besar Sebelum Sholeh”
(Ustadz Budi Ashari, Lc)
Kutipan kata-kata dari Ustadz Budi Ashari di atas, jika kita memaknainya akan banyak pendapat akan hal itu. Dalam kesempatan ini, akan dijabarkan mengenai makna kata-kata tersebut menurut perspektif atau sudut pandang dari penulis. Ada dua kata kunci atau keyword dalam kalimat di atas: 1) orang besar; dan 2) sholeh atau orang. Mari kita bahas satu per satu.
A. Orang Besar
Orang besar dalam hal ini, bukanlah orang yang tubuhnya besar, namun makna orang besar disini ialah bahwa orang tersebut oleh Allah dititipkan sebuah amanah yang besar, entah itu menjadi seorang kepala pemerintah pusat/daerah atau wakil wakyat maupun jabatan yang lain dengan pengaruh besar. Selain itu, bisa saja ada seseorang yang menginginkan sebuah amanah dengan tujuan untuk merubah suatu hal sesuai dengan tujuan dari pribadinya maupun kelompok yang sepemikiran dengan dirinya.
B. Orang Sholeh
Menjelaskan kata “sholeh” ataupun “sholehah” sudah sebagian dari kita paham akan hal ini, yaitu seorang muslim/muslimah yang memiliki tingkat keimanan tinggi di sisi Allah SWT. Penjelasan lain tentang kata “sholeh” menurut Imam as-Suyuti dalam Hasyiyah Sunan Nasa’i mengutip pendapat Imam an-Nawawi yang mengutip Az-Zajjaj menjelaskan bahwa orang sholeh, yaitu orang yang menjalankan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya1.
Imam Qusyairi dalam Risalah al-Qusyairiyyah yang mengutip kisah Ibrahim bin Adham yang menasihati seseorang yang sedang thawaf, menjelaskan bahwa “kamu tak akan mencapai derajat orang-orang sholeh sebelum kamu merubah enam hal ini” di antaranya1: 1) hendaknya kamu menghindari berlebihan dalam menikmati kenikmatan dunia, serta mempersiapkan diri dalam menghadapi kesusahan hidup baik dalam ibadah maupun dikala menimpa ujian; 2) hendaknya dirimu waspada dari kedudukan, jabatan yang mulia, serta membuka dengan kerendahan diri; 3) hendaknya menggunakan waktu senggang, serta membuka pintu kesungguhan demi mencapai tujuan; 4) hendaknya kamu mengurangi nikmatnya tidur, serta membuka pintu agar selalu terjaga, karena orang yang kebanyakan tidur, segala urusannya menjadi diundur-undur; 5) hendaknya menggunakan kekayaan sebaik-baiknya bukan berfoya-foya, serta mencoba merasakan nasib orang yang merasakan kekurangan; dan 6) hendaknya membatasi dan menutup pintu yang selalu ingin berangan-angan dengan membuka pintu persiapan kematian yang dihadapai.
Kesholehan merupakan sebuah modal dasar yang harus dimiliki bagi seorang muslim sebelum memangku jabatan atau kedudukan apapun agar dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang yang amanah atau dapat mempertanggungjawabkan hal yang telah dilakukan. Jika seorang muslim tanpa memedulikan kesholehan, maka yang terjadi adalah seperti yang kita tahu di negara ini dimana orang-orang berebut kekuasaan demi meraih tujuannya sendiri atau kelompok tanpa memedulikan tanggungjawab dari jabatan/kekuasaan tersebut.
Sumber: 1) https://islami.co/enam-cara-menjadi-orang-shaleh/